Welcome to our site

welcome text --- Nam sed nisl justo. Duis ornare nulla at lectus varius sodales quis non eros. Proin sollicitudin tincidunt augue eu pharetra. Nulla nec magna mi, eget volutpat augue. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Integer tincidunt iaculis risus, non placerat arcu molestie in.

Sinetron.. Sinetron.. Sinetron.. Sinetron.. Tidaaaaaaaaaaaaaaaak!!

Saturday 30 October 2010

[caption id="attachment_183" align="aligncenter" width="605" caption="Semuanya cengeng-cengeng nggak mendidik... haduuuh"][/caption]

Sinetron. Mendengar kata-katanya saja sudah membuat saya kesal. Sinetron sangatlah populer di saluran-saluran televisi Indonesia, dan ditayangkan seharian penuh. Secara terus menerus, otak warga Indonesia diisi dengan cerita-cerita hiperbolis, tidak masuk akal, dan tidak mendidik - walaupun sinetron-sinetron tersebut memberi contoh apakah itu perilaku baik atau perilaku buruk. Namun, cerita-cerita sinetron dapat dengan mudah mempengaruhi cara pikir para penontonnya.

Memang terkadang menonton sinetron tidak ada salahnya, apalagi jika penonton sudah tahu ceritanya tidak mendidik dan tidak masuk akal. Tetapi sinetron juga dianggap sangat serius oleh banyak penonton, dan jalan cerita yang bisa memberi dampak negatif itu seakan-akan 'realita' untuk mereka. Karena sinetron sangatlah populer, banyak sutradara-sutradara menciptakan banyak sinetron-sinetron baru, seperti tiada habisnya, karena sinetron dijamin laku. Akhirnya mutu acara juga makin menurun, dari segi casting, sampai naskah yang terdengar... aneh.

Sinetron akhir-akhir ini menayangkan banyak kekerasan yang bisa dengan mudah ditiru oleh anak-anak muda. Selain itu permasalahan percintaan dan keluarga yang dapat memberi pengaruh buruk pada kehidupan sehari-hari para penontonnya.

Tayangan-tayangan bermutu seperti dokumenter sejarah, acara tentang seni fotografi, acara memasak, siaran langsung Wayang Golek/Kulit/Bali, siaran tarian tradisional, tidak se-populer sinetron. Bahkan tayangan Wayang Orang seringkali diundur, atau disiarkan sebagai tayangan paling akhir pada waktu larut malam (kalau begini terus, kapan anak-anak muda dapat menikmati Wayang Orang dari televisi?), sedangkan sinetron ditayangkan dari siang sampai malam... sungguh menyedihkan..

Paling tidak seharusnya sutradara-sutradara Indonesia bisa menciptakan serial televisi yang mendidik, yang memiliki mutu yang baik, dan jalan cerita yang unik. Indonesia memiliki banyak budaya, suku, bahasa, bahkan cara penampilan komedi yang berbeda - pergunakanlah dengan sebaik mungkin. Apakah selalu harus mengenai ibu tiri yang jahat, saudara jahat, saling membenci, perselingkuhan... nangis lagi... berantem lagi....?

Saya percaya dengan sutradara-sutradara baru Indonesia, mereka pasti bisa menghasilkan karya yang bisa membuat bangga bangsa kita.

Alexia

Baju Bodo dan Baju Bego

Friday 29 October 2010

[caption id="attachment_180" align="aligncenter" width="605" caption="Baju Bodo dan Baju Bego"][/caption]

Siang tadi, saya jalan-jalan dengan ibu saya... Saya melihat kumpulan wanita muda yang memakai baju yang sangat terbuka. Rok mini yang.... mini sekali, dan tank top yang ketat dan tidak menutupi seluruh bagian dada. Kemudian saya berpikir.. berani sekali ya mereka berpakaian seperti itu? apalagi di negara seperti Indonesia. Menurut saya mereka berkesan kurang sopan. Banyak orang-orang yang memperhatikan mereka, tetapi wajah-wajah mereka memberikan eskpresi yang menunjukkan bahwa mereka tidak suka apa yang mereka lihat. Memakai baju terbuka sih sekarang sudah bisa diterima masyarakat, tetapi lebih baik jika memiliki kesan 'berkelas', mungkin dipadu dengan baju yang lebih longgar, mungkin bagian-bagian seperti dada bisa lebih tertutup.. apalagi jika ingin tampil di tempat umum.. walaupun Anda merasa nyaman memakai baju terbuka, belum tentu orang lain di sekitar Anda merasa nyaman melihat Anda...

Alexia.

Sementara itu.... Di Yunani....

[caption id="attachment_176" align="aligncenter" width="605" caption="Sementara itu... di Yunani...."][/caption]

.... yang di Italia sedang apa ya?...

Watatita Bekerja Sama Dengan Yayasan Usaha Mulia

Thursday 28 October 2010

[caption id="attachment_172" align="alignleft" width="384" caption="Tas untuk menggalangkan dana"][/caption]

Watatita telah merancang gambar untuk disablon di atas tas belanja ramah lingkungan. Tas ini dijual hari ini di Jakarta International School Farmer's Market. Uang yang berhasil dikumpulkan dari penjualan tas-tas ini akan digunakan untuk kegiatan sosial Yayasan Usaha Mulia. Sayangnya hanya boleh menggunakan satu warna, tetapi, ada rencana untuk merancang tas yang warna-warni! Untuk informasi selanjutnya mengenai Yayasan Usaha Mulia, Anda bisa membuka website mereka di http://www.yumindonesia.org

Pakai Jilbab Kok Bajunya Ketat, Mbak?

[caption id="attachment_169" align="aligncenter" width="605" caption="Hah? Yang bener nih???"][/caption]

Saya mengagumi para wanita yang memilih untuk memakai jilbab. Mereka benar-benar mau berkomitmen kepada agamanya. Tetapi, saya mengaku bingung sewaktu melihat para wanita yang memakai jilbab, tetapi berpakaian ketat atau seksi. Malah pernah saya lihat... seorang wanita berjilbab tetapi memakai hotpants atau celana pendek yang sangaaaat pendek (dan temanku pernah melihat wanita berjilbab memakai rok mini - mungkin kita melihat orang yang sama pada waktu yang berbeda). Ingin saya tanya kepada mereka... mengapa memilih untuk memakai jilbab jika pakaian Anda ketat (memberi kesan 'menggoda')?

Alexia.

Belum Kenyang Kalau Belum Makan Nasi!

[caption id="attachment_166" align="aligncenter" width="605" caption="Mana nasinya? "][/caption]

Sering sekali terdengar kalimat: "Saya belum kenyang kalau belum makan nasi", atau "Makan nasi dulu dong, masa seharian belum makan nasi?" .. menurut saya (yang masih sedikit cultureshocked dengan Indonesia sejak kembali dari masa-masa kuliah di Australia) sangatlah lucu, kadang aneh didengar. Akhirnya saya menggambar komik yang hiperbolis mengenai orang Indonesia yang makan banyaaaaaaaak sekali, tetapi tidak merasa kenyang karena belum memakan nasi. Saya sendiri tidak menentang nasi, saya pemakan nasi juga sejak kecil seperti warga negara Asia lainnya. Tetapi memang saya cenderung memakan lebih banyak lauk daripada nasinya (menurutku nasi membuat tawar rasa lauk-lauknya, dan membuat perut kenyang terlalu cepat - itulah mengapa tubuhku selalu kecil). Nasi mengandung banyak karbohidrat yang juga terkandung di dalam roti, mie, ubi, kentang, pasta.

Tetapi jika dibandingkan di sekeliling dunia, nasi menjadi makanan pokok hanya secara dominan di daerah Asia. Di dunia Barat, roti dan makanan lain yang dibuat oleh tepung lebih mendominasi. Memang karena di sana tidak ada sawah-sawah subur seperti milik Indonesia, Cina, Vietnam, dan lain sebagainya.

Jadi, sebagai manusia, secara biologis atau natural sebenarnya kita bisa hidup tanpa 'mempokokkan' nasi. Tetapi hanya karena kita sebagai orang Indonesia terlahir di tanah yang cukup subur untuk menanam padi, makanan pokok kita adalah nasi, dan tubuh kita menjadi terbiasa memakan nasi setiap hari, minimal sekali dalam sehari. Padahal di belahan dunia lain, manusia hidup memakan roti dan sayur-sayuran.

Jika Anda suka memakan nasi, saya tidak bermaksud untuk menjauhkan Anda dari nasi. Ini hanyalah opini saya, karena menurut saya kalimat "belum kenyang kalau belum makan nasi", atau keharusan memakan nasi itu terdengar lumayan.... aneh.

.... jadi lapar.

Alexia.

Pray for Indonesia | Berdoa Untuk Indonesia

Wednesday 27 October 2010

[caption id="attachment_162" align="aligncenter" width="605" caption="Pray for Indonesia"][/caption]

Mari kita menyingkirkan segala perbedaan antara suku, agama, dan status di negara kita. Sewaktu bencana datang, kita semua hanyalah manusia. Mari kita semua berdoa untuk Indonesia. Berdoa juga untuk saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Semoga mereka tetap kuat dan bersemangat, dan untuk mereka yang sudah meninggal, semoga arwah mereka diterima di sisi-Nya, dan dalam keadaan damai. Amin.

Alexia.

P.S Untuk Mbah Maridjan, Matur Sembah Nuwun. Mbah sudah sangat berjasa... :)

Selamat Datang di Kota Jakarta! ..... *bleb bleb bleb*

Tuesday 26 October 2010

[caption id="attachment_158" align="aligncenter" width="605" caption="Banjir Parah"][/caption]

Karena ulah manusia yang tidak peduli oleh lingkungan, ibu kota negara kita, yaitu Jakarta, bisa dengan mudah lumpuh hanya karena hujan! Pulang kantor bisa sampai 4 jam, ingin bertemu teman saja susah sekali sepertinya... karena selokan tersumbat, tidak cukup tanah, semuanya sudah tersemen dan teraspal habis.

Ibukota kita membutuhkan taman-taman yang indah, di mana kita bisa menghirup udara sejuk. Air juga bisa merambat ke dalam tanah dan mencegah adanya banjir. Tetapi sesekalinya pemerintah membuat taman, malah menjadi tempat sampah umum, tidak ada yang merawatnya. Property developers juga membangun terlalu banyak gedung-gedung, air malah jadi terjebak di mana-mana.

Jakarta masih jauh dari 'megacity' yang dikira, hanya karena hujan, bisa berhenti semuanya. Masalahnya memang adanya sentralisasi yang luar biasa di negara kita. Semua terjadi di Jakarta. Pusat bisnis, pusat pemerintahan, semua ada di Jakarta, lama-lama Jakarta terlalu banyak penghuninya, banyak sekali yang memiliki mobil, dan itu menyebabkan macet. Macet akan jauh tambah parah jika banjir terjadi... dan jika jutaan masyarakat Jakarta buang sampah sembarangan setiap hari... banjir tidak bisa dihindarkan.

Ayo kita belajar hidup bersih, buang sampah pada tempatnya. Mari kita mulai dari situ dulu.

Kita Demonstrasi Tentang Apa Sih?? ....

Saturday 23 October 2010

[caption id="attachment_154" align="aligncenter" width="605" caption="Cari Massa"][/caption]

Mahasiswa/mahasisiwi... daripada bolos kuliah ikut demonstrasi, mari masuk kelas dan belajar supaya bisa memperbaiki negara kita...

Jangan ikut demonstrasi jika kalian tidak mengerti hal yang didemonstrasikan..

...dan jangan membuat rusuh. Intinya demonstrasi adalah untuk memberi masukan kepada yang 'diproteskan' supaya ada perubahan. Maka, kita harus terlihat terpercaya, berpendidikan, dan beretika. Jika kalian membuat rusuh... untuk apa masukan kalian didengar?

Alexia

Hah? Masih di Rumah?? -- Jam Karet, Jangan Dibiasakan...

Thursday 14 October 2010

[caption id="attachment_150" align="aligncenter" width="605" caption=""Katanya kita ketemuan jam 3!""][/caption]

Menyebalkan luar biasa! Apalagi kalau sudah menunggu lama untuk seseorang, tetapi orang yang kita tunggu tidak menghargai janji kita. Lebih mengesalkan lagi, kalau mereka sudah tahu kita sudah tepat waktu, tetapi mereka tenang-tenang saja. Selain tidak sopan, mereka membuat berantakan rencana kita. Seringkah itu terjadi pada kalian? atau kalianlah orang yang sering ngaret?

"Jam karet" lama kelamaan menjadi kebiasaan buruk bagian besar masyarakat Indonesia. Kelas kuliah semestinya dimulai jam 9, tetapi karena muridnya sering telat (atau mungkin dosennya juga sering telat), kelas baru dimulai jam 9.30. Kasihan murid-murid yang sudah berusaha untuk tepat waktu. Merekalah yang mematuhi peraturan.

Bahkan jika kita membuat rencana untuk bertemu dengan teman di pusat perbelanjaan, janganlah mengabaikan kepentingan dari "janji" yang telah dibuat antara kalian dengan teman kalian. Menunggu itu menyebalkan. Hargailah sesama. Berusahalah untuk tepat waktu.

Alexia :)

Hanya di Indonesia! 2

Tuesday 12 October 2010

[caption id="attachment_144" align="aligncenter" width="605" caption="Berani? Nekat? .... "][/caption]

Nah! Ini dia yang paling sering dilihat. Kereta, yang karena terlalu penuh, penumpangnya nekat duduk di atas atap keretanya. Mereka terlihat sangat santai, menikmati hembusan angin di wajahnya dan melihat pemandangan sekitarnya.... Padahal, bahayanya luar biasa!

*tarik nafas panjang* Hanya di Indonesia....

Alexia

Hanya di Indonesia! 1

[caption id="attachment_139" align="aligncenter" width="605" caption="Moga-moga selamat sampai tujuan yah!"][/caption]

Ketika kita sedang berada di tengah-tengah keramaian jalanan, kita kadang memperhatikan pemandangan sekitar, dan seringkali kita melihat apa yang telah ditampilkan di atas.

Sungguh menyeramkan dan mengkhawatirkan...

*Geleng-geleng*........ Hanya di Indonesia

Budaya Kita "Dicuri" Supaya Kita Bisa Berusaha Untuk "Mengembalikan"

Monday 11 October 2010

[caption id="attachment_134" align="aligncenter" width="605" caption="Jangan Asal Salahkan Negara Lain..."][/caption]

Oke, memang topik ini sedikit kuno untuk dibahas. Tetapi ini sesuatu yang saya rasa penting untuk disampaikan... Dulu sewaktu beberapa tarian Indonesia ditampilkan di iklan turisme Malaysia, Indonesia langsung panas dengan amarah dan emosi. Memang, apa yang mereka lakukan tidak benar, tetapi setelah itu, di forum-forum, website-website, orang Indonesia aktif menjelek-jelekkan Malaysia, sampai menggunakan bahasa kasar.

Sebelum kalian marah-marah.. kalian ingat-ingat dulu.. apakah kalian sendiri pernah melakukan sesuatu untuk melestarikan, mengapresiasi, mengkonservasikan dan menjaga budaya Indonesia? ya atau tidak? kalau ya.. kalian boleh merasa sedikit kesal. Tetapi kalau kalian tidak pernah, ya kalian harus sadar diri. Jangan asal marah-marah, tapi lalu budaya kita diambil orang, baru deh marah-marah, kan tidak masuk akal.

Sewaktu para generasi muda mulai berbicara kasar online, saya mulai merasa malu. Tidak bisakah kita berdebat dengan cara yang lebih sopan, berpendidikan, dan teratur? Kita malah membuat harga diri kita turun di depan negara yang telah "mengambil" budaya kita. Kita seharusnya dapat berargumentasi secara intelektual, bukan malah terdengar bodoh dan semena-mena.

Mungkin budaya kita dicuri karena orang-orang Indonesianya sendiri memberi kesan bahwa mereka kurang peduli akan budayanya sendiri? Justru ini semua adalah pelajaran untuk kita semua. Jangan terlalu mengabaikan budaya kita. Di sisi baik, mungkin sewaktu Malaysia "mencuri" budaya kita, kita semestinya berterima kasih, karena tiba-tiba masyarakat kita menjadi lebih perhatian dengan budaya sendiri. Tiba-tiba bisnis batik menjadi besar. Mari kita aktif menonton acara-acara tradisional, belajar tarian tradisional, belajar bahasa lokal, belajar memasak masakan lokal, belajar lagu tradisional, memakai busana tradisional. Saat kita bangga pada budaya negeri sendiri, negara lain pasti akan lebih menghormati dan menghargai kita.

Alexia

Uang Jangan Dihabis-Habiskan Untuk Hal Yang Tidak Penting!

[caption id="attachment_124" align="aligncenter" width="603" caption="Nah lho! uangnya ke mana aja???"][/caption]

Seringkali aku mendengar orang meminta izin meminjam uang. Walaupun mereka memiliki pekerjaan atau memiliki masukan. Aku sendiri dulu pernah kali meminjam uang dari teman sewaktu kuliah (tapi itu karena kartu ATMku hilang, hehe), tetapi begitu saja rasanya sudah sangat tidak enak untuk meminjam uang.

Aku bukanlah seorang penabung yang pintar. Sudah mendapatkan uang, aku tabung, tetapi dulu langsung aku gunakan uangnya. Kadang untuk hal-hal yang tidak penting, hanya barang-barang yang membuat aku senang. Bodoh, memang.. akhirnya uangku habis... sekarang aku sedikit lebih hati-hati menggunakan uangku sendiri.

Tetapi aku kenal banyak orang yang mungkin penghasilannya sama seperti aku (dulu jamannya aku ngantor), lumayan lah penghasilannya, tetapi mereka selalu memberi kesan bahwa hidupnya sangatlah susah secara ekonomis. Ya iyalah, setelah menerima uang, mereka langsung beli telepon genggam baru, dugem, beli alkohol (kan nggak murah ya?), dan banyak hal-hal lain yang benar-benar tidak penting.

Jangan pikirkan apa yang dibutuhkan hari ini saja, pikirkanlah masa depan. Anak-anak kalian harus sekolah, keluarga kalian harus makan. Kalau ada uang, ditabung dong, dan irit kalau ingin mengeluarkan uang. Kalau sudah tahu penghasilan sedikit, jangan hidup mewah, itu sama saja bodoh. Pengeluaran lebih banyak daripada masukan.

Hargailah uang, ingatlah seberapa susah payahnya kamu kerja untuk uang itu. Jangan dihabis-habiskan, dan ingatlah bahwa menabung akan memberikan kamu masa depan yang lebih bagus.

Alexia

Etika di Tempat Umum 2 - Kebiasaan Nyerobot Harus Dihapuskan!

Sunday 10 October 2010

[caption id="attachment_121" align="aligncenter" width="605" caption="Hah? Bukannya tadi aku paling depan??"][/caption]

Nyerobot. Semua orang juga sebel diserobot. Apalagi kalau antriannya panjaaaaang sekali. Faktor terbesar yang mengakibatkan orang nyerobot adalah : hilangnya kesabaran. Biasanya orangnya ingin supaya urusannya cepat-cepat selesai, tidak bersabar akhirnya mengambil kesempatan untuk 'nyerobot', atau mencuri tempat orang di depannya.

Di Indonesia, nyerobot terjadi di mana-mana, tiap hari, dan di mana saja.. paling sering di kasir-kasir pusat perbelanjaan. Tetapi anehnya, sewaktu saya berada di luar negeri, orang Indonesia bisa saja disuruh mengantri dengan tertib, malah sangat sopan di hadapan orang bule. Giliran di negaranya sendiri, mereka tidak bisa menghargai orang lain dan nekat menyerobot. Kenapa ya?

Kebiasaan nyerobot harus harus harus dihentikan. Kita harus saling menghargai sesama dan berhenti memikirkan diri sendiri. Aku setuju menunggu adalah hal yang membosankan, tetapi sekarang kan banyak hal yang bisa dilakukan selama menunggu. Bisa membaca buku, bisa kutak katik facebook dari telefon genggam, bisa mendengarkan musik... banyak deh.

Tetapi kalau kita diserobot, beranilah membela diri (bukan langsung di-karate'in orang yang nyerobot maksudnya!). Dengan sopan, bilang saja, maaf ya tapi tunggu giliran, atau maaf saya tadi sudah di depan... kan merekanya yang jadi malu sendiri. Sebagai orang Indonesia kita tidak mau kebiasaan ini menjadi kebiasaan buruk negara kita, ya kan?

Alexia

Etika Di Tempat Umum 1 - Memblokir Jalan

[caption id="attachment_107" align="aligncenter" width="605" caption="Hiiih.. Nyebelin.."][/caption]

Jika kita sedang jalan-jalan di tempat umum, contohnya di mall, di restoran, di bandara udara, di stasiun, di sekolah, di kampus, dan lain sebagainya, kita harus benar-benar sadar akan nama 'tempat UMUM', berarti tempat itu bukan milik kita sendiri. Tetapi akhir-akhir ini aku melihat orang-orang mulai berperilaku seenaknya sendiri di tempat umum.

Yang paling sering terjadi adalah, anak-anak remaja di mall, biasanya yang perempuan, ramai-ramai, sekitar 4 - 6 orang, jalan-jalan bersama dan berjalan bejejer dengan saaaaangat pelan, menutupi jalanan. Kalau dibilang "permisi" kadang cuma melihat ke arahku dan hanya cuek (mungkin karena aku pendek dan berwajah muda, mereka kira aku masih seumuran mereka kali ya? jadi pada berani cuek semua). Giliran aku nyerobot, mereka kadang memberi wajah sinis atau mengatakan "eh biasa dong!". Wis kleru, ngeyel. (Udah salah masih ngotot/protes). Maaf ya, tapi kalian tidak bisa seenaknya gitu dong. Ini kan tempat umum, memangnya kalian yang memiliki mall ini? sampai bisa memblokir perjalanan. Untung mereka ketemu sama aku, kalau sama bapakku, nggak tahu deh bisa dijeritin kayak apa itu perempuan-perempuan (bapakku jauh lebih galak dan tidak pedulian). OK, aku setuju kalo di mall memang kita hanya santai-santai saja, jalan tidak usah cepat-cepat, tetapi bagi yang ingin berjalan pelan, mohon menyediakan tempat terbuka supaya orang lain yang ingin berjalan lebih cepat bisa lewat.

Alexia

Indonesia-Blogger.com

Watatita: Wayang Tentang Tingkah Laku Kita akan dimasukkan ke Indonesia-Blogger.com,

Link Indonesia-Blogger.com bisa diketemukan di halaman 'Tautan' dan 'Tentang Watatita'



Alexia :)

Hal-Hal Menyebalkan Yang Orang Lakukan Saat Naik Pesawat

[caption id="attachment_108" align="aligncenter" width="605" caption="Lha, kok tempat tasku sudah penuh?"][/caption]

Sewaktu berpergian, kita ingin segala macam berjalan dengan lancar, karena memang pergi ke suatu tempat ke tempat lain yang jauh cukup merepotkan. Pada saat kita berpergian, kita juga harus bisa memikirkan orang lain juga, jangan hanya bisa egois dan mementingkan diri sendiri, supaya perjalanan lancar, tidak ada yang kesal, tidak ada yang terganggu dan selamat sampai tujuan. Sekarang, aku akan membicarakan tentang berpergian dengan pesawat.

Di pesawat, ruangan sangat sempit, dan seringkali diisi dengan banyak orang. Bapakku sering kali menemukan tas-tas orang diletakkan di overhead compartment atau tempat tas di atas kursi-kursi, yang pas di atas row-nya - akhirnya bapakku tidak bisa meletakkan tasnya di tempat yang dekat. Biasanya ini terjadi karena ada beberapa orang yang membawa terlalu banyak tas ke kabin dan terpaksa meletakan tasnya di tempat-tempat yang disediakan untuk orang lain. Jadi, tolong ya, kalau mau naik pesawat, bawaan yang banyak masukkan ke bagasi saja, jangan dibawa ke kabin, supaya orang lain juga mendapatkan tempat untuk meletakkan tasnya.

Saat mau take-off, biasanya masih ada saja deh yang telefon genggamnya masih nyala! Padahal kan sudah jelas-jelas diinstruksikan untuk mematikan telefon genggam sewaktu masuk ke dalam pesawat. Kan sudah peraturan keselamatan.

Aku juga paling tidak suka jika ada orang yang menendang-nendang kursi di depan, biasanya sih anak kecil, tapi masa orang tuanya nggak menghentikan kebiasaannya itu sih? Terjadinya sangat-sangat sering lagi.. betul-betul menyebalkan.

Terkadang, boarding pass kita juga diberi warna stiker berbeda yang membeda-bedakan di bagian mana kita akan duduk di pesawat. Ada yang paling belakang, ada yang di tengah, dan ada yang di depan. Supaya lancar, biasanya orang-orang yang duduk di belakang diinstruksikan untuk masuk lebih dahulu, baru yang di tengah, baru yang paling depan. Tetapi, TIDAK PERNAH TERJADI. Walaupun pengumuman mengatakan "Bagi penumpang yang memiliki stiker warna biru, Anda diperbolehkan untuk masuk ke kabin", semua orang pada ikutan baris semua! Padahal stiker di boarding pass-nya warnanya beda semua! Akhrinya di dalam pesawat terjadi "kemacetan", dan proses boarding jadi tambah lama.. dan orang-orang egois yang sudah duduk di tempat duduknya masing-masing tadi malah protes "ih kok boardingnya lama banget sih?".... ya karena ulahmu itu tadi! Tidak bisa sabar sedikit ya?

Sebetulnya banyak hal-hal lain yang menyebalkan yang dilakukan orang-orang saat bepergian dengan pesawat. Tapi sebelum aku terdengar seperti orang ngedumel yang tidak selesai-selesai, aku mending berhenti sekarang, hehehehe. Jadi, ingat-ingat ya kalau mau naik pesawat, pikirkanlah orang lain juga, jangan hanya mementingkan diri sendiri.

Alexia.

Ngapain Liburan Jauh-Jauh ke Luar Negeri kalau Negara Sendiri Belum Dikenal?

Saturday 9 October 2010

[caption id="attachment_103" align="aligncenter" width="605" caption="Indahnya Danau Toba..."][/caption]

Aku suka sekali jalan-jalan.. apalagi ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi. Jamannya aku kuliah dulu, kalau liburan, aku suka ke kota-kota di Indonesia yang belum pernah aku kunjungi. Aku baru mulai di pulau Jawa dulu, mumpung bapakku sering bepergian ke sekeliling pulau Jawa untuk urusan kerja (dan ikutan pentas Wayang Orang, pastinya! hehe). Dulu aku paling suka ke candi-candi, karena aku suka sekali pergi ke tempat-tempat yang memiliki sejarah, tempat-tempat yang melegenda. Untungnya di Indonesia, tempat macam ini banyak sekali.

Banyak sekali orang-orang yang aku kenal liburan ke luar negeri, terutama yang dari kelas menengah ke atas. Pergi jauh-jauh sampai ke Eropa. Ya memang tidak ada salahnya, aku juga ingin suatu hari ke Eropa. Tapi lihatlah negaramu sendiri, yang luar biasa cantiknya. Berbicaralah pada penduduk lokal, mereka memiliki banyak cerita-cerita menarik tentang kampung halamannya. Aku ingat pertama kali aku naik ke Gunung Lawu, pemandangannya luar biasa, aku sampai terbawa emosi. Kalau mau jalan-jalan mencari baju di Italia, lihat dulu Kampung Batik Kauman di Solo, kalau ingin melihat pegunungan-pegunungan indah di Skotlandia, lihatlah Danau Toba di Sumatera Utara dulu.. Sebelum melihat Eiffel Tower, lihat dulu rumah adat Tana Toraja. Sebelum menonton Kabuki di Jepang, tontonlah acara Wayang Golek.

Jangan melupakan negaramu. Indonesia tidak kalah indah dan tidak kalah menakjubkan dibanding negara-negara lain. Bukalah matamu dan sadarlah bahwa negaramu ini juga memiliki pegunungan, laut, pasir, tempat-tempat bersejarah, gedung-gedung tinggi, dan lain sebagainya. Inilah negaramu, darah dagingmu berasal dari negeri ini. Mari kita mencintai, mengapresiasikan dan mempelajari negeri kita ini.

Alexia

Yah, Macet Lagi!

[caption id="attachment_98" align="aligncenter" width="605" caption="Gara-gara terlalu lama di jalan....................."][/caption]

Kehidupan orang di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta pada masa kini didominasi oleh... duduk di mobil untuk berjam-jam. 10 tahun yang lalu dari satu daerah ke daerah lain hanya 15 menit, sekarang bisa sampai satu jam bahkan lebih. Penyebab macet-pun juga beda-beda, dan kadang hanya masalah kecil. Aku telah mengumpulkan beberapa alasan terjadinya macet:

1. Adanya kecelakaan. OK, wajar deh kalau ada kecelakaan lalu lintas langsung kacau. Tetapi yang bikin macet biasanya hanya orang-orang yang lewat menyetir sangat pelan hanya untuk melihat apa yang telah terjadi.

2. Banjir. Kalau banjir, pasti ada mobil yang mogok. Mobil yang lain juga harus pelan-pelan. Makanya biar kota kita nggak kebanjiran terus jangan buang sampah sembarangan!

3. Pengendara mobil yang tidak mematuhi peraturan atau egois. Pengendara mobil yang seharusnya tidak membelok di suatu tempat, malah membelokkan mobilnya pada tempat DAN waktu yang salah, sehingga lalu lintas "terkunci"... akhirnya macet. Cape' deh.

4. Pedagang jalanan. Kadang ada pengendara mobil yang berniat untuk membeli barang dari pedagang jalanan, dan transaksinya kurang cepat, lalu lampu hijau menyala, dan mobil-mobil di belakang menyerobot ke depan, dan malah mengakibatkan macet besar.

5. Peak Hour. Paling wajar lah, pagi-pagi dan malam-malam semua orang ingin sampai ke tempat kerja dan akhirnya jalan raya dikerubungi ribuan mobil. Bahkan three-in-one terbukti tidak efektif. Malah ada orang-orang yang bersedia diberi uang untuk memenuhi mobil-mobil yang berpenumpang hanya 1-2 orang saja.

Alasan macet pasti masih banyak lagi, dan hampir di seluruh daerah Jabodetabek. Saya sendiri sudah 10 tahun lebih tinggal di Tangerang, dulu pertama kali saya tinggal di Tangerang, masih sepi... giliran jalan tol BSD dibuka, ya ampuuuun, mau ke supermarket aja pakai perjuangan... Aku rasa memang Jakarta berpopulasi sangat tinggi, karena Jakarta adalah pusat ekonomi (bisnis, komersil) dan pusat pemerintahan negara kita. Negara kita memang memiliki masalah sentralisasi (kalau di Amerika ada Washington DC sebagai pusat pemerintahan, New York sebagai pusat bisnis, Los Angeles sebagai pusat komersil). Akhirnya semua orang cari kerja di Jakarta, hasilnya.. MACET.. Tetapi mungkin macet bisa dikurangi jika pengendara mobil tidak emosi, tidak egois, dan memikirkan pengendara-pengendara lainnya. Aku sendiri tidak menyetir, jadi tidak terlalu bisa mengobservasi secara tekhnis. Tetapi semua masalah seharusnya ada jalan keluarnya.

Alexia.

Pantes Aja Jakarta Banjiiiiir!

[caption id="attachment_94" align="aligncenter" width="605" caption="Di situ ada tempat sampah woooiiii"][/caption]

Seharusnya dari bulan Juli kemarin Indonesia sudah musim kering, tetapi sekarang tetap hujaaan terus. Cuaca seperti ini hanya terjadi setiap 5 tahun sekali (kira-kira). Parahnya, cuaca seperti ini betul-betul membahayakan untuk masyarakat yang tinggal di beberapa daerah di Jakarta, yang... kita semua tahu... sangat rawan banjir. Salah satu faktor mengapa banjir sangat sering terjadi adalah karena banyaknya sampah yang menyumbat selokan, dan tempat-tempat mengalirnya air yang lain. Memang di kota besar seperti Jakarta, penduduknya sangat banyak, jadi sampahnya juga banyak. Tetapi, banyak sekali penduduk kita yang sepertinya kurang perduli dengan 'buang sampah pada tempatnya'. Selesai minum Coca Cola, kalengnya dilempar ke sungai, atau kalau lagi naik mobil, buka jendela.. buang sampah.

Yang bikin aku tambah kesal, kalau di suatu tempat sudah ada tempat sampahnya, tetapi orang-orang membuang sampah di sekeliling tempat sampah itu, kesannya tempat sampah itu tidak bisa terlihat oleh mata. Apa susahnya sih mencari tempat sampah? Banyak juga yang memiliki mentalitas orang malas... disuruh buang sampah jawabannya "halah, tinggalin aja, nanti kan dibersihin orang lain!" ...kalau tidak ada yang membersihkan bagaimana? sampah-sampahmu itu akan tertiup angin dan masuk ke selokan dan karena ulahmu sendiri, banjir bisa terjadi.

Seringkali aku melihat anak-anak sekolah yang sedang mengunjungi museum atau pabrik-pabrik, dan mereka membuang sampah sembarangan, guru-gurunya melihat tetapi diam saja. Lha, bagaimana sih? guru-guru seharusnya mendidik, dan anak-anak semestinya memiliki kesadaran - kalau mereka benar-benar anak berpendidikan. Selain itu sampah juga membuat lingkungan terlihat jelek dan menimbulkan penyakit. Makanya kalau Jakarta banjir jangan salahkan pemerintah terus, kalau banyak penyakit jangan bilang "wah Tuhan memberi kita wabah" (itu benar-benar tolol - jangan pernah menyalahkan Tuhan), hal-hal seperti ini terjadi karena ulah manusia sendiri. Sebenarnya ini pelajaran anak kecil... "Buang sampah pada tempatnya", mengapa sangat susah untuk diterima oleh otak orang dewasa? Marilah kita bersama-sama mengubah kebiasaan kita ya..

Alexia

t0eLizaN ALAY s'$h dMenGerti & b'Kin kPaL4 pOEz1nK!

Friday 8 October 2010

[caption id="attachment_91" align="aligncenter" width="605" caption="... Ngomong apa sih dia?"][/caption]

OK, sekarang aku pilih topik yang tidak begitu serius... lucu-lucuan sebentar... topiknya adalah : Tulisan Alay. Aku nggak mau terdengar seperti orang yang main hakim sendiri. Jadi pertama-tama aku mau minta maaf kepada semua penghuni dunia maya yang suka menulis dengan gaya tulisan alay. Akhir-akhir ini tulisan alay merajarela di dunia maya. Kadang kalau chatting dengan orang dengan gaya tulisan alay, aku sering tidak mengerti apa yang dibicarakan. Aku jadi capai membaca, dan capai mikir!

Apakah bahasa Indonesia kurang bagus sampai harus ditulis dengan cara seperti ini? Aku benar-benar ingin tahu apa alasannya mereka menulis seperti itu? Huruf besar-kecil kadang dicampur oleh nomor dan simbol-simbol, dan kata-katanya juga seringkali disingkat-singkat. Yaaa ampun ini orang ngomong apa siiiih?

Kalau perempuan masih OK lah menulis dengan gaya alay, nah kalau laki-laki.... haduuuuh ampun deh... maaf ya, tetapi jadinya aneh sekali. Aku tidak mau mengejek, atau merendah-rendahkan orang-orang yang menulis dengan gaya alay.. tetapi, kadang kalau kalian menulis pesan ke aku, aku kadang mengalami kesusahan untuk mengerti apa maksud kalian.. maklum, aku nggak suka kode-kode-an. Apakah kalian menulis seperti ini sewaktu sekolah atau kuliah juga? Semoga tidak deh..

Kalau online memang tidak usah menggunakan bahasa yang baku dan benar, tetapi jika ingin berkomunikasi, berkomunikasilah yang jelas.

Alexia.

Nggak Ada Yang Mau Ndengerin Pembicaraanmu di Bioskop..

[caption id="attachment_87" align="aligncenter" width="605" caption="Kalo ngerumpi jangan di bioskop, neng"][/caption]

Setiap kali ibuku dan kakakku pulang nonton di bioskop, pasti mereka protes-protes tentang seberapa berisiknya orang-orang di teater. Aku setuju banget, kadang mereka berbicara dengan volume bicara normal seakan-akan yang lain tidak bisa mendengar. Padahal kan kalau di bioskop orang lain ingin mendengar pembicaraan yang ada di film yang diputarkan, bukan pembicaraan orang di telefon.

Menurut aku, mereka tidak sopan dan berlaku seenaknya sendiri. Kalau benar-benar terdesak dan harus berbicara, tolong jangan kencang-kencang, atau sms-an saja lah.. Apa susahnya sih? Malah kadang ada yang telefon genggamnya tidak di-silent. Haha sekarang aku terdengar seperti ibuku (love you, mum).

Apalagi yang suka nendang-nendang kursi di depan.. Kalau sudah menyebalkan seperti itu, biasanya orangnya aku pelototin. Hahah.. kesaaaal rasanyaaaa. Aku juga termasuk orang  yang keras, yang berisik, yang heboh, dan aku sendiri juga sering menyebalkan kalau sudah keras. Aku sendiri juga harus belajar mengontrol suara. Intinya, kita harus belajar sopan santun juga kalau di tempat umum. Tidak bisa seenaknya sendiri, kalau kata ibuku "The world does not revolve around you".. (kira-kira kalau ditranslasi = Alam semesta tidak mengitari kamu). Itu berlaku untuk semua orang, termasuk aku.

Alexia.

Walang Kekek vs. Keong Racun

[caption id="attachment_80" align="aligncenter" width="605" caption="Walang Kekek vs. Keong Racun"][/caption]

Sejak aku mempelajari dan bergaul di dunia kebudayaan, lagu-lagu campur sari, gending-gending dan lagu-lagu rakyat lainnya tiba-tiba memenuhi mp3 playerku. Kalau sudah rajin menari, tapi belum rajin mendengarkan musik tradisional, rasanya belum lengkap.. Jaman-jamannya bapakku masih kecil, lagu-lagu yang populer adalah campur sari, kroncong dll. Dan sekarang aku sering membuka laci-laci CDnya yang isinya CD-CD campur sari dan memainkan lagu-lagunya di laptopku.

Sekarang, lagu-lagu yang merajarela di tangga lagu Indonesia adalah lagu-lagu band-band (yang sepertinya cepat sekali meregenerasi, banyak band-band baru bermunculan)... dan maaf ya.. tetapi lagunya cengeng-cengeng semua. Aku sama kakaku pernah naik mobil berdua dan menyalakan radio lokal.. Tiba-tiba ada lagu Indonesia yang menyala di radio, dan lirik pertamanya adalah "Mati akuuuu...", dengan spontan, aku dan kakakku tertawa terbahak-bahak. Ya ampun deh cengengnya luar biasa. Memang kita sebagai manusia bisa merasakan perasaan sedih, jenuh, bete, kecewa, sakit hati. Tetapi, kalau terlalu banyak lagu yang ditulis adalah tentang bete, kecewa, jenuh, sakit hati dan sedih...  mau nyalain radio udah sedih duluan!! Kalau nggak lagu-lagu cengeng, isinya lagu-lagu 'cari sensasi' seperti Keong Racun.. ya memang makna lagunya bolehlah.. cewek nggak boleh murahan... tetapi sinden-sinden campur sari suaranya jauh lebih bermutu.

Sedangkan lagu-lagu tradisional Indonesia, dari daerah-daerah manapun. Lagu-lagu Batak, Lagu-lagu Jawa, Manado, dll, banyak yang mengandung filosofi-filosofi, cerita-cerita dan makna-makna yang berarti. Lagu populer Jawa yang berjudul Caping Gunung, walaupun memiliki nada yang senang, isi lagunya sangat mengharukan. Caping Gunung mengingatkan orang kota supaya tidak melupakan saudara-saudaranya yang berada di desa.

Coba saja sekali-sekali mendengarkan lagu-lagu tradisional, supaya mereka tetap dilestarikan, dan tidak hilang termakan jaman.

Alexia.

[caption id="attachment_51" align="aligncenter" width="605" caption="Caping Gunung....."][/caption]

Aduh, Dik.. Pintu Museumnya Jangan Dicoret-Coret Dong...

[caption id="attachment_76" align="aligncenter" width="605" caption="Vandalisme Museum..."][/caption]

Beberapa minggu yang lalu, aku sama teman-temanku, Mbak Dyan Indriyani dan Mbak Dewi Kirana Wu bersama-sama jalan-jalan ke Kota Tua dengan niat foto-foto. Museum pertama yang kita kunjungi adalah Museum Fatahillah. Gedungnya keren banget, aku memang suka banget gedung-gedung jaman kolonial. Pada hari itu banyak sekali anak-anak sekolah yang mengunjungi tempat itu. Tetapi sepertinya mereka kurang mengerti mengapa mereka harus ke museum. Di dalam, mereka kerjaannya hanya foto narsis pakai telefon genggam, ada yang pacaran, ada yang ngerumpi.. Tetapi yang paling bikin marah, ada dari mereka yang kerjaannya coret-coret tembok!!

Sewaktu aku foto-foto, aku sudah melihat banyak tulisan-tulisan di tembok dan di pintu... Aku kesel, dan berharap kalau itu kerjaan anak-anak jaman dulu... Eehh.. ternyata. Setelah aku berpindah ke ruangan sebelah, ada anak SMP yang sedang menulis-nulis di pintu... pakai tip-ex! Mereka melakukan vandalisme di pintu Museum... dengan tip-ex!! gimana nggak marah aku melihatnya! Aku tegur anak itu.. "Dik, jangan dicoret-coret! ini tempat umum, peninggalan bersejarah lagi..." Jawaban anak sekolah itu sangatlah tolol. "Mbak panik amat, paling nanti juga ilang, aku cuma iseng kok". Ya ampun, ngapain kamu sekolah ya kalau yang diajarkan di sekolah tidak akan masuk ke otakmu itu? Apakah ini mencerminkan sistim dan mutu pendidikan di sekolah-sekolah kita? Aku harap tidak..

Penampilan seluruh Museumnya juga sepertinya tidak terawat. Penjelasan-penjelasan tidak lengkap dan hanya menggunakan kertas yang dicetak printer komputer, dilaminasi dan di double-tape ke tembok. Sediiiih sekali aku melihatnya. Ya maklum lah anak yang tadi coret-coret, karena penampilan dan presentasi di Museum tadi juga tidak terurus, kesannya tidak ada yang perduli. Beda tampilannja jika kita masuk Museum Wayang. Yang Secara presentasi jauh lebih baik, juga terlihat lebih terurus, vandalismepun tidak terlihat di sana.

Pak Jero Wacik (atau menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada masa mendatang).. lakukan sesuatu dong, Pak...

Alexia.

Ya Ampun, Mall Lagi, Mall Lagi..

Thursday 7 October 2010

[caption id="attachment_71" align="aligncenter" width="605" caption=".... Mall Lagi???"][/caption]

Di Jakarta, banyak sekali pusat perbelanjaan seperti mall-mall dan 'trade center' seperti ITC Kuningan, ITC Mangga Dua dan lain sebagainya. Bahkan sampai ke daerah Tangerang, mall bermunculan di mana-mana. Pertama-tama aku ingin mengucapkan maaf kepada Anda-Anda yang hobi ke mall buat mejeng, nonton film, pacaran, makan, belanja, dan lain-lain.. tetapi bukankah mall di Jakarta sudah jauh terlalu banyak ya? Jaman-jamannya aku hampir selesai SMA, Senayan City dibangun, sekarang tiba-tiba Gandaria City sudah nongol..

Memang membangun mall akan menghasilkan lebih banyak uang, tetapi mengapa property developers tidak pernah berpikir untuk membangun sebuah gedung kesenian? Memang Jakarta sudah memiliki GKJ, tetapi gedungnya lumayan kecil. Lalu kita juga punya Taman Ismail Marzuki, tetapi GKJ dan TIM-pun sering sekali full-booked. Kalau ada gedung kesenian yang baru, yang bisa menampung banyak penonton, dengan backstage yang nyaman, akustik dan lighting yang bagus, kan bisa dijadikan kebangaan. Daripada bangun mall lagi.. hanya mendorong orang untuk menghabis-habiskan uang untuk sesuatu yang kadang... kurang penting.

Atau mungkin property developers bisa membangun gedung olah raga serba guna? Sebentar lagi mau ada SEA Games, bisa atau tidak ya atlit-atlit kita mencapai impian mereka dengan fasilitas - fasilitas yang kurang memuaskan di negara kita? Menurutku penting sekali adanya pusat-pusat olah raga baru yang bermutu baik supaya proses pelatihan atlit-atlit kita bisa berjalan lebih lancar. Mungkin ada pusat kesehatannya juga.. supaya kalau ada yang terkena cedera bisa langsung dibantu di pusat physiotherapy? Wah impianku tinggi, tetapi gedung-gedung seperti ini aku rasa membutuhkan budget yang kurang lebih sama dengan budget pembuatan mall yang besar.

Aku hanya ingin supaya di masa depan, Indonesia, akan memiliki gedung-gedung yang jauh lebih berguna.. dibanding mall.

Alexia

Facebook Page

Halo halo... bagi pengguna facebook, aku udah buat facebook page nih.. di-like ya :)

KLIK DI SINI

Terima kasih :)

Alexia

Jangan Gila Hormat

[caption id="attachment_49" align="aligncenter" width="605" caption="Kakak Kelas vs. Adik Kelas"][/caption]

Gencet-gencetan, labrak-labrakan, masih terjadi sampai hari ini. Senioritas terjadi di mana-mana.. ada di sekolahan, di perkantoran, di sanggar, di angkatan laut, di mana-mana deh.. Biasanya karena tradisi mengatakan bahwa yang lebih tua harus dihormati. Namun banyak orang-orang yang lebih tua di komunitasnya malah menyalahgunakan ke-senioran mereka. Ada yang akhirnya merasa penting sendiri, ada yang merasa paling benar sendiri, ada yang merasa hebat dan tidak ada yang bisa melawan mereka. Tapi mentalistas seperti ini kurang aku dukung. Memang, kita harus lebih sopan dan lebih hormat dengan orang yang lebih tua, tetapi orang yang lebih tua itu harus bisa membuktikan kepada komunitasnya bahwa mereka orang yang layak dihormati! Jangan asal gencet-gencet, nge-boss -nge-boss tetapi malah merugikan orang lain.

Senioritas dimulai di sekolahan. Kakak kelas merasa bahwa mereka yang 'memiliki' sekolah. Kalau ada adik kelas yang mereka pikir 'melanggar peraturan mereka' (padahal peraturan sekolah juga bukan mereka yang buat), mereka gencet untuk menyebar rasa takut, supaya adik kelas semua nurut pada mereka. Padahal kadang apa yang dilakukan oleh adik kelas sebenarnya tidak salah. Kakak kelas hanya ingin bergaya dan pamer kuasa saja.

Sewaktu aku sekolah, aku termasuk adik kelas yang nyolot. Berani berbicara. Sebenarnya sampai sekarang aku adalah orang yang cukup nyolot kalau memang sudah benar-benar kesal. Dulu, kalau aku berani melawan orang (kalau aku tahu aku benar), sama mama dihadiahkan es krim. Di keluargaku, kita harus berani mengeluarkan pendapat dan membela diri sendiri. Makanya, sewaktu aku sekolah dulu banyak sekali kakak kelas yang tidak suka padaku (dan aku tidak perduli, tidak meng-efek nilai-nilaiku).

Jadi, kalau kamu sedang duduk di bangku kelas tinggi (sudah SMA) dan ada adik kelas yang kamu kurang suka, kalau mau negur, yang sopan ya, supaya mereka hormat sama kamu, bukan benci sama kamu (kecuali kalau adik kelasnya pakai kata kasar dan sembrono ya ngadu aja ke guru/kepala sekolah - orang yang benar-benar memiliki otoritas). Ingatlah, senioritas hanya menambah kesenjangan sosial, bukannya menciptakan lingkungan yang harmonis. Hanya karena kamu lebih tua, bukan berarti kamu yang paling benar. Jadi, kebiasaan gencet-gencetannya hilangin saja ya?

Alexia.

Kuliah, Bukan Hanya Menulis Essay atau Ujian....

Wednesday 6 October 2010

[caption id="attachment_48" align="aligncenter" width="605" caption="Sudah besar kok manja?"][/caption]

Dulu aku kuliah 4 tahun di Melbourne, Australia. Betul-betul tidak menyangka seberapa banyaknya mahasiswa/mahasiswi Indonesia di sana. Mereka ada di mana-mana, dan banyak dari mereka tinggal di lingkungan yang cukup mewah. Dulu aku diberi budget sama orang tua, pokoknya sewa tempat tinggal tidak boleh di atas $600 per bulan. Jadi aku terpaksa mencari tempat tinggal yang sederhana, dan selalu tinggal bersama orang lain supaya biaya listrik, air dan lain sebagainya bisa dibagi.

Namun aku sering melihat beberapa mahasiswa-mahasiswi Indonesia belanja tiap kali ada kesempatan (dan barang-barang yang mereka beli juga tidak murah). Kesannya, mereka tidak pernah kehabisan uang.... dan tinggal di apartemen-apartemen mereka juga tidak murah. Kalau memang benar-benar kehabisan uang, mereka tinggal telepon Indonesia, meminta uang lagi. Menyaksikan itu semua, aku merasa lumayan kesal. Bukannya selama kita kuliah, kita seharusnya belajar hidup hemat? belajar mandiri? belajar mencari jalan keluar jika ada masalah? Tapi mahasiswa-mahasiswi ini kesannya tidak memiliki tantangan. Selama kita kuliah, kita bukannya hanya mempelajari mata kuliah - mata kuliah dari jurusan kita, tetapi kita juga belajar mengenai hidup. Mereka sudah tinggal di apartemen atau rumah yang nyaman, beli mobil, dan lain sebagainya.

Aku dulu sempat boros luar biasa, karena jarang memeriksa uang di bank. Aku selalu kira masih ada sisa banyak, tetapi.. HAHAH, ternyata HABIS. Aku diceramahi oleh ibuku lewat telepon, dan aku sadar, kalau selama aku kuliah, aku di sana untuk belajar, bukan untuk berhura-hura, bukan untuk belanja, bukan untuk berliburan. Akhirnya, (sewaktu itu umurku 19), aku mendapatkan kerja sebagai pengasuh anak di sekolah-sekolah TK-SD, lalu aku juga mencoba kerja di cafe, di toko roti dan di toko baju. Asyik juga, dapat pengalaman, dapat banyak teman, dapat uang juga, jadi tidak usah minta-minta uang tambahan dari orang tua. Sekarang sudah dewasa, bisa cari uang sendiri, mari bantu orang tua kita.

Alexia.

Javanese Cultural Evolution

[caption id="attachment_38" align="aligncenter" width="640" caption="Emoh pake baju Jawa, jadi Emo deh.."][/caption]

Hari ini aku ingin membicarakan pakaian dan tekstil tradisional/adat. Aku suka sekali melihat foto-foto lama. Baju-bajunya masih keren-keren banget. Memang sih repot pakai bajunya, dan tidak senyaman baju-baju sekarang. Tetapi betapa indahnya masa lalu sewaktu masyarakat masih menggunakan pakaian tradisional! Batik memang sedang populer sekarang, apalagi sejak skandal budaya kita 'dicuri' negara lain. Tiba-tiba orang sadar kalau kita mempunyai hasil karya budaya yang patut dibanggakan (kemana aja lu semua??). Karena "perkembangan" jaman, masyarakat Indonesia malah ingin meniru-niru gaya bule yang dilihat di TV ataupun majalah.

Geli aku kalau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan melihat seorang laki-laki muda dandan emo. Yang pakai eyeliner sama celana skinny jeans itu... walau memang sudah makin sedikit sih orang-orang emo ini. Maaf ya, hanya memberi opini.. tapi orang Indonesia... dandan emo... nggak nyambung banget! Kita diberi wajah Indonesia, kulit Indonesia, tubuh Indonesia, berbanggalah memakai songket, memakai kain tenun, memakai batik, tidak usah kalau sedang 'kondangan' saja. Kalau jaman dulu bahan-bahan tersebut bisa dipakai untuk pakaian sehari-hari, semestinya sekarang juga bisa.

Sewaktu saya tinggal di Australia, penduduk yang datang dari Afrika juga banyak jumlahnya di Melbourne. Aku benar-benar senang melihat mereka memakai baju tradisinya mereka setiap hari. Dengan warna-warnanya yang cerah, dan pola-pola tradisional yang terjahit di sekujur bajunya itu, mereka berjalan di tengah-tengah kota Melbourne dengan percaya diri. Banyak juga wanita India memakai sari. Mereka terlihat cantik sekali, jauh lebih cantik dibandingkan kalau mereka memakai mini skirt dan tanktop. Pada saat itu aku mulai percaya bahwa orang akan terlihat jauh lebih baik, lebih indah, lebih menarik, jika mereka,.. menjadi dirinya sendiri, bangga dengan etnisitasnya, dan memakai busana tradisionalnya, ya karena memang.... COCOK.

[caption id="attachment_39" align="aligncenter" width="605" caption="Banyak lho orang yang masih seperti ini..."][/caption]

Kenalan dulu...

Tuesday 5 October 2010

[caption id="attachment_30" align="alignleft" width="300" caption="Ini Aku... Yang Nggambar2 Komik... hehe"][/caption]

Halo halo.. kenalan dulu ya... namaku Alexia Cahyaningtyas, nama lainku Kanjeng Mas Ayu (KMAy.) Pradaningtyas. Aku lahir di Jakarta tanggal 28 Februari 1987. Dari kecil memang hobinya apa saja yang ada hubungannya dengan seni. Suka nggambar, suka nyanyi, suka nari, suka ikut drama-drama di sekolah. Dari kelas 3 SD - lulus sekolah aku bersekolah di Sekolah Global Jaya, Tangerang (sekarang namanya sudah menjadi Global Jaya International School). Benar-benar telah menjadi rumah ke-2ku.. Akhirnya aku memutuskan untuk menjadi lebih serius di bidang seni sewaktu aku berniat untuk kuliah Seni Rupa. Nggambarnya nggak seperti ini dulu... aku mulai nggambar seperti ini sewaktu membuat tugas akhir, di mana aku lebih mementingkan 'simbolisme' dan 'representasi' dibanding sama 'realisme'. Padahal aku kalau nggambar biasanya suka pake gaya realis, tetapi ide-ideku susah tersalurkan dengan gaya menggambar seperti itu. Aku S1 di RMIT (Royal Melbourne Institute of Technology), Melbourne, Australia (lulus 2007), dan juga mengambil S2 di bidang Arts Management is universitas yang sama (lulus 2009).

Selama aku tinggal di luar negeri, aku kangen banget sama budaya Indonesia. Giliran susah nonton wayang, pengeeeeeen banget nonton wayang. Padahal pas kecil ogah-ogahan nonton wayang. Jadi seusai aku lulus, aku terjun ke dunia kebudayaan Indonesia. Aku mulai ikut pentas wayang orang, dan mempelajari tradisi di Keraton Surakarta Hadiningrat.

Aku masih muda dan masih harus banyak belajar. Yang jelas aku nggak mau belajar sendirian, jadi aku ngajak teman-teman ikut belajar tentang kebudayaan, ilmu sosial, dan adat istiadat bersama aku :)

Salam Kenal,..... Alexia.

Generasi Muda Jangan Sampai Meninggalkan Budaya

[caption id="attachment_19" align="aligncenter" width="640" caption="Adik Suka Nonton Wayang..."][/caption]

Sering sekali aku mendengar "Ih ngapain sih nonton Wayang, ngebosenin banget tau!". Hatiku hancur berkeping-keping (okeh, aku ngerti aku sedikit lebay di sini). Tapi generasi muda pada saat ini memang benar-benar terbawa arus globalisasi, dan banyak yang sudah meninggalkan pertunjukan seni tradisi.

Aku ingat cerita-cerita tentang bapakku sewaktu beliau masih kecil. Sukaaa sekali menonton wayang. Pada masa kecilnya di Solo, beliau sering main ke Gedung Wayang Orang Sriwedari (yang pada tahun 2010 genap berumur 100 tahun!), dan menonton pergelaran-pergelarannya. Bapakku menjagokan seniman-seniman seperti Rusman dan Darsi (nah lho pada tahu mereka siapa nggak??). Rusman dan Darsi dulu adalah pasangan paling kondang di Wayang Orang Sriwedari, nama mereka makin harum setelah memerankan karakter Gatutkaca dan Pergiwa. Kadang kalau bapakku tidak kebagian kursi atau tidak bisa membeli tiket, beliau nekat manjat dan menonton dari jendela.

Generasi muda jaman sekarang... sudah banyak sekali yang tidak berniat untuk menyaksikan acara tradisional. Pantas saja kesenian tradisi makin lama makin punah. Dulu aku juga memiliki pemikiran seperti itu. Alaaaah wayang kan ngeboseeeniiiiin... mana aku nggak ngerti lagiii... Ternyata, aku tidak menyangka kalau suatu hari aku akan menyesaaaaal sekali pernah berkata seperti itu. Sampai hari ini juga aku ingin memutar balik waktu dan mulai menekuni cerita-cerita wayang dari kecil - sekaligus belajar bahasa Jawa!

Sekarang, aku kalau nonton wayang, ngerti atau tidak apa yang dibicarakan, aku tetap saja terkesima oleh segala hal yang ditampilkan. Musiknya, cara Ki Dalang berbicara, tatahan (ukiran) wayangnya, dan kalau menonton Wayang Orang, aku dapat menikmati gerak tarinya, melihat tingkah laku karakternya, canda tawa Punakawannya, musiknya... banyak sekali yang bisa dinikmati dan diobservasi.

Sekali-sekali, cobalah menonton kesenian tradisional lokal di kotamu. Kamu bisa terkejut seberapa indahnya karya bangsa kita.

Alexia.

Kita Orang Indonesia, Berkulit Indonesia

[caption id="attachment_12" align="aligncenter" width="605" caption="Suatu Hari di Beauty Center lokal..."][/caption]

Tergodakah kamu jika melihat iklan pemutih kulit di televisi? Memang secara natural, kebanyakan orang Indonesia berkulit gelap - dan banyak yang kurang menyukainya. Mengapakah masyarakat lebih menyukai warna kulit terang? Ingin meniru 'ide' kecantikan orang bule? wah pasti ada saja alasannya. Padahal jika kita pergi ke negeri-negeri Barat, mereka sangat menginginkan warna kulit eksotis kita. Selain itu kulit gelap lebih susah mendapat penyakit kangker kulit. Aku sendiri berkulit gelap. Sudah terbiasa diejek dari kecil, tapi tidak pernah meng-efek cara pikirku, atau kepercayaan diriku. Aku malah justru bangga sekali dengan warna kulit gelapku. Aku wong Jowo kok, inilah bagian dari identitasku. Inilah aku. Apalagi karena aku belum lancar berbahasa Jawa, warna kulitku dan bentuk wajahku lah yang memberi identitas keJawaanku. Sayangilah dan berbanggalah dengan warna kulitmu.

Yang lebih aneh lagi, aku sering melihat perempuan-perempuan di salon yang warna kulitnya tidak bisa dikategorikan 'gelap', mungkin sawo matang atau mungkin 'cream' lah.... tetapi mereka tetap saja mencari-cari cara untuk memutihkan kulit. Sampai-sampai mereka bersedia disuntik (untukku itu sudah nggak banget deh!). Aduh mbak, kenapa pada ingin tambah putih sih? padahal kalian sudah cantik-cantik. Kulit warna apapun jika dirawat dengan benar akan terlihat bagus kok..

Alexia

Lestarikan Peninggalan Bersejarah

[caption id="attachment_7" align="alignnone" width="605" caption="Jangan Asal Jual Benda Bersejarah!"][/caption]

Rasanya sedih sekali kalau tahu banyak artifak-artifak dan benda-benda bersejarah di Museum-Museum Indonesia hanya replika, karena yang asli sudah dijual ke luar negeri, atau dicuri entah ke mana. Banyak keris-keris di Museum Keraton Surakarta bukanlah yang asli, yang lebih sedihnya lagi Sinuhun Paku Buwono XIII dituduh untuk memperbolehkan hal-hal ini untuk terjadi! Padahal Beliau tidak pernah menanda tangani surat-surat apapun mengenai penjualan barang-barang bersejarah Keraton ke luar negeri. Di perkebunan tebu di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar juga baru saja diketemukan patung Dewi Durga setinggi 80 cm yang kira-kira berasal dari tahun 700-900 Masehi. Ternyata setelah digali lagi, lebih banyak patung-patung tersebar di mana-mana di perkebunan tebu itu. Penduduk mulai percaya bahwa dulu mungkin tempat itu adalah sebuah kota kecil. Pemerintah Jawa Timur segera mengamankan tempat itu. Tetapi, adaaaaaaa saja pengusaha-pengusaha yang mencoba untuk mengambil patung-patung tersebut supaya bisa dijual dengan harga sangat mahal. Ada yang mencoba untuk menggali malam-malam... segala usaha dilakukan untuk mencuri patung-patung tersebut. Memang nilai sejarah dan nilai estetika dari patung-patung tersebut sangatlah tinggi, namun bisakah masyarakat kita mengerti bahwa peninggalan-peninggalan bersejarah ini sangat penting untuk membangun pribadi bangsa. Kadang orang bilang "yang masa lalu dibiarkan, kita pandang masa depan". Tapi kalau soal sejarah, kita bisa belajar dari masa lalu. Nenek moyang kitalah yang membentuk komunitas, budaya, tradisi, adat. Karena mereka, kita ada. Jadi jika ada benda bersejarah, diberi ke Museum saja, untuk dipelajari, diteliti, diperhatikan, dijaga, dan dilestarikan.

Alexia.