[caption id="attachment_134" align="aligncenter" width="605" caption="Jangan Asal Salahkan Negara Lain..."][/caption]
Oke, memang topik ini sedikit kuno untuk dibahas. Tetapi ini sesuatu yang saya rasa penting untuk disampaikan... Dulu sewaktu beberapa tarian Indonesia ditampilkan di iklan turisme Malaysia, Indonesia langsung panas dengan amarah dan emosi. Memang, apa yang mereka lakukan tidak benar, tetapi setelah itu, di forum-forum, website-website, orang Indonesia aktif menjelek-jelekkan Malaysia, sampai menggunakan bahasa kasar.
Sebelum kalian marah-marah.. kalian ingat-ingat dulu.. apakah kalian sendiri pernah melakukan sesuatu untuk melestarikan, mengapresiasi, mengkonservasikan dan menjaga budaya Indonesia? ya atau tidak? kalau ya.. kalian boleh merasa sedikit kesal. Tetapi kalau kalian tidak pernah, ya kalian harus sadar diri. Jangan asal marah-marah, tapi lalu budaya kita diambil orang, baru deh marah-marah, kan tidak masuk akal.
Sewaktu para generasi muda mulai berbicara kasar online, saya mulai merasa malu. Tidak bisakah kita berdebat dengan cara yang lebih sopan, berpendidikan, dan teratur? Kita malah membuat harga diri kita turun di depan negara yang telah "mengambil" budaya kita. Kita seharusnya dapat berargumentasi secara intelektual, bukan malah terdengar bodoh dan semena-mena.
Mungkin budaya kita dicuri karena orang-orang Indonesianya sendiri memberi kesan bahwa mereka kurang peduli akan budayanya sendiri? Justru ini semua adalah pelajaran untuk kita semua. Jangan terlalu mengabaikan budaya kita. Di sisi baik, mungkin sewaktu Malaysia "mencuri" budaya kita, kita semestinya berterima kasih, karena tiba-tiba masyarakat kita menjadi lebih perhatian dengan budaya sendiri. Tiba-tiba bisnis batik menjadi besar. Mari kita aktif menonton acara-acara tradisional, belajar tarian tradisional, belajar bahasa lokal, belajar memasak masakan lokal, belajar lagu tradisional, memakai busana tradisional. Saat kita bangga pada budaya negeri sendiri, negara lain pasti akan lebih menghormati dan menghargai kita.
Alexia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment